Friday, February 24, 2017

KAYA DAN MISKIN YANG SESUNGGUHNYA

Miskin dan kaya merupakan fenomena yang diberikan Allah kepada manusia. Miskin dan kaya hanyalah sebagian kecil dari fenomena cantik, jelek, tinggi dan pendek, hitam dan putih. Apalagi dizaman manusia modern hedonis ini miskin dan kaya menjadi ukuran. Keberadaan materi pun menjadi patokan. Literatur- literatur tasawuf mendefinisikan miskin atau fakir sebagai keadaan dimana makhlluk merasa membutuhkan khalik nya. Kebanyakan dari mereka menybut dirinya alfaqir yaitu seseorang yang sangat miskin dihadapan tuhan.

Miskin dan kaya merupakan dua kutub yang berbeda . dalam masyarakat, kutub tersebut bisa berbahaya apabila jarak nya amat jauh. Maka sering muncul ungkapan “jurang pemisah si miskin dan sikaya”. Pada eskalasi tertentu meruncingnya perbedaan menjadi sebuah pemicu keresahan social. Memang, kacamata manusia biasa menunjukan bahwa menjadi orang miskin itu tidak enak. Orang miskin adalah orang yang susah, tidak punya apa-apa sehingga tidak bisa apa-apa, orang miskin dapat disalah kan dan gampang untuk disalah kan.Pada zaman nabi masih hidup pun para sahabat kadang masih berpandangan pragmatis.

Islam telah menyelamat kan kemiskinan dari ketertindasan dan kehinaan. Islam telah membebaskan ikatan-ikatan yang biasa dipaksakan orang kaya kepada orang miskin. Tidak hanya itu bahkan islam memberikan keitimewaan kepada orang miskin. Banyak hadist-hadist nabi yang menunjukan keistimewaan pada orang miskin. Diantaranya nabi saw bersabda:  “Segala sesuatu ada kuncinya dan kunci surga adalah mencitai orang-orang miskin”. Dan masih banyak keistimewaan yang diberikan Allah kepada orang-orang miskin .

Rasulullah bersabda “sampaikanlah kepada orang fakir bahwa siapa yang sabar akan mendapatkan pahala dari Allah. Orang miskin akan mendapatkan tiga hal yang tidak dapat diperoleh oleh orang kaya. Pertama surga yang didalamnya ada kamar dari yakut merah. Orang-orang surga kelak akan mellihat ruangan itu seperti manusia sekarang melihat bintang-gemintang dilangit. Tidak dapat masuk keruangan itu kecuali nabi yang fakir atau orang yang mati syahid yang fakir atau orang mukmin yang fakir. Kedua orang miskin akan masuk surga sebelum orang kaya dengan jarak setengah hari akhirat, yaitu kira-kira lima ratus ribu tahun. Mereka bersuka ria dengan bebas dan leluasa. Nabi Sulaiman bin Dawud akan masuk surga sesudah nabi-nabi yang lain nya setelah empat puluh tahun disebabkan kerajaan yang diberikan oleh Allah kepadanya. Ketiga, jika orang miskin membaca, ‘Subhanallah walhamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar’ dengan tulus ikhlas dan orang kaya membaca nya pula maka orang kaya tersebut tidak dapat mengejar orang miskin tersebut meskipun ditambah dengan amal sepuluh ribu dirham. Demikian amal-amal baik yang lainnya.’ Maka kembalilah utusan tersebut untuk memberi tahu kepada golongan nya. Mereka lalu berkata, ‘kami ridha ya Allah, kami puas ya Allah.’”

 Rasulullah selalu memotivasi orang-orang miskin dengan memberikan pujian dan keistimewaan. Tapi Rasulullah pun tidak menganjurkan kemiskinan, namun  rasulullah memberikan ketenangan bagi orang miskin untuk selalu bersemangat dalam hidupnya.

MISKIN-KAYA ILMU
Menuntut ilmu dalam ajaran islam memang sangat dianjurkan. Bahkan nabi saw mengatakan “wajib” oleh karena itu orang yang pandai dan berilmu maka masyarakat akan menghormatinya. Meski kekayaan tidak sebanyak direktur dan pengusaha, tapi masyarakat akan memberikan tempat yang tinggi. Kalau pun Allah meg anugrahi kekayaan harta maka, hartanya pergunakan lah untuk menuntut ilmu.
Boleh menjadi orang miskin, tapi harus berilmu. Karena dengan ilmu, Allah akan memuliakan nya, dan manusiapun akan memandangnya. Karena orang yang berilmu dihormati di kalangan masyarakat hal ini merupakan sebuah kebiasaan.

MISKIN-KAYA IMAN
Orang yang beriman mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah. Hal tersebut tidak perlu di pungkiri dan di perdebatkan lagi. Miskin ilmu di cerca, miskin iman apalagi terhina. Karya ilmu terhormat, kaya iman mulia. Allah berfirman “... sesungguh nya yang paling mulia di sisi Allah diantara kamu adalah orang yang paling bertakwa.” (al-hujuraat: 13)
            Manusia bisa kaya harta terhormat. Ia bisa juga kaya ilmu sehingga masyarakat menghormati dia. Namun jika ia tidak mempunyai iman maka harta dan ilmu nya itu tidak berharga sama sekali di hadapan Allah. Orang yang miskin iman meskipun orang kaya dan pandai, hidupnya terhina. Kemiskinan terhadap iman akan membuat diri dan aktivitas nya tidak terkendali dan cenderung merusak.
            Kekayaan iman merupakan dasar pertama untuk membangun segala aktivitas kehidupan. Allah mensyaratkan iman bagi sampainya setiap amal perbuatannya. Keimanan menjadi syarat penting bagi kemuliaan seseorang dimata Allah maupun dimasyarakat. Orang yang kaya harta nilainya 10, kaya ilmu nilainya 100, kaya iman dan kaya ilmu nilainya 1000.

            MISKIN-KAYA AMAL SHALEH
            Ada kekayaan yang lebih tinggi dari sekedar iman. Namun sebagaimana pernah disampaikan kekayaan ini harus disadari oleh iman. Artinya kekayaan ini bisa melebihi kekayaan iman dengan syarat iman termsuk didalam nya. Amal shaleh yang dimaksud adalah amal yang berkaitan dengan kepentingan masyakat. Seseorang yang sering melakukan amal perbuatan yang menyangkut diri seseorang dengan tuhan nya merupakan orang yang beriman sedangkan bila ia melakuka amal kebaikan yang berhubungan dengan masyarakat umum dengan landasan keimanan, maka ia termasuk orang yang kaya social. Orang seperti ini jarang sekali kita dapatkan. Orang kadang mempunyai jiwa social yang tinggi namun tidak beriman, jelas amalnya hanya sia-sia dihadapan tuhan.

            MISKIN-KAYA KEMULIAAN
            Kemuliaan adalah puncak segalanya. Allah memerintahkan manusia untuk untuk hidup mulia diantara makhluk lainnya. Allah berfirman dalam QS. Al isra: 70
            Kemuliaan atas makhluk diluar manusia diperoleh dengan kekayaan ilmu, iman, dan saling bekerja sama diantara sesama. Dengan potensi itu manusia dapat unggul diantara makhluk yang lain seperti, hewan, tumbuhan, jin , daan bahkan malaikat. Namun kehancuran bisa terjadi jika potensi itu tidak dimanfaatkan dengan baik. Kemiskinan ilmu, iman, dan akhlak akan membawa manusia kejurang kehinaan yang dalam Al-Qur’an digambarkan manusia yang demikian itu seperti binatang, bahkan lebih dari itu. Yang terpenting seorang muslim itu harus mempunyai iman yang kuat. Persediaan imannya banyak, ketika terpaan cobaan menimpa dirinya, ia mampu bertahan dijalan yang lurus. Ia mudah tidak mudah terombang ambing. Iman nya yang kuat bukan lembek, iman nya tebal bukan tipis, kaya iman bukan miskin iman.

            Seorang yang kaya sesungguhnya adalah mereka yang kaya dengan kemuliaan. Dan kemuliaan sejati tidak akan dicapai dengan ilmu, iman, dan amal.


Sumber: Buku Daun Berserakan

No comments:

Post a Comment